Kamis, 30 September 2010

Hati Tampan, Hati Cantik

Suatu hari di sela-sela kesibukan saya selalu menyempatkan diri belajar di makam baik di akhir ataupun di awal bulan. STOP!!! jangan berpikir aneh-aneh dulu. Saya ke makam, sekedar memanjatkan doa kepada Tuhan agar mampu melanjutkan perjuangan beliau yang mendahului menghadap Sang Khalik. Tapi menurutku itu juga merupakan pembelajaran bagiku karena di sana juga ada indahnya makna cinta, arti kesetiaan sampai ujung hayat dan yang pasti kita diingatkan untuk selalu mengingat keagunganNYA karena toh pada akhirnya kita kembali ke tanah dihiasi batu nisan. Tetapi hari ini ada hal lain yang ingin saya bagikan pada anda semua. Seperti biasa setelah selesai dengan doa, saya bersiap-siap untuk segera meninggalkan makam. " Om, sedekahnya, seikhlasnya saja!!" terdengar teriakan anak kecil dari arah belakang. Setelah menoleh ternyata ada satu anak kecil dan adiknya berdiri di belakangku. Sejurus kemudian aku keluarkan dua lembaran seribu rupiah untuk sekedar beli permen mereka. Bukan bermaksud sombong atau ingin dipuji tapi yang ingin saya sampaikan lebih dari itu semua. "Makasih, Om!"Teriak kedua anak tadi. Saya hanya menganggukan kepala dan yang terlihat setelah itu lebih dari apa yang saya bayangkan. Kedua anak tadi berlari-lari riang sambil mengibas-ngibaskan uang pemberian saya dengan riangnya, padahal kalau dipandang dari nilainya itu tidak seberapa bahkan tidak lebih dari tarif parkir di mall-mall pusat kota atau ribuan yang telah mengalami redenominasi (boro-boro memahami redenominasi)tapi mereka sungguh bahagia,seperti terlepas dari beban bertahun-tahun. Hal ini yang tidak pernah saya perhitungkan sebelumnya, mereka bahkan tidak memandang siapa yang memberi apalagi nilainya.Yang saya lihat luapan kegembiraan dan kalau boleh lebih detail saya menyebutnya sebagai ucapan syukur kepada Tuhan yang telah memberikan rejeki berlimpah walaupun hanya seribu rupiah. LUARRR BIASA !!!
Melihat hal itu aku terkekeh karena teringat sesuatu yang terjadi hari sebelumnya. Ketika saya berjalan dengan pasangan di hotel untuk mengantar kerabat ada seorang anak kecil yang nyeletuk pada kami " Wah, tante cantik sekali tapi Om nya gak ganteng."Hehehehe.Kami berdua tertawa. Coba kedua anak di makam tadi sebelum meminta sedekah bilang seperti itu mungkin saya berpikir dua kali untuk membuka dompet. Tapi mereka memilih jujur pada hidup mereka sendiri, siapapun, berapapun, mereka akan terima dengan penuh rasa syukur, sebuah wajah hati yang mengagumkan. Wajah hati yang tidak perlu bersolek dibalik mahalnya kosmetik atau berdandan di balik mobil sedan. Itulah pelajaran yang ingin saya bagikan, bukan siapa, seperti apa, berapa,dan pertanyaan-pertanyaan tinggi hati lainnya tetapi wajah hati. Hati tampan, hati cantik lebih dari segalanya (Bukan maksud membela diri karena dibilang gak ganteng.hehehehehe). Mampu menerima dalam kekurangan,mampu berbagi dalam kelebihan. Jadikan hidup penuh rasa syukur karena memiliki hati yang tampan, hati yang cantik/Salam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar